Setelah kita mengetahui keunikan minuman teh yang di buat secara ketidaksengajaannya seorang kaisar Cina, mari kita mengetahui teh yang menjadi minuman pendamping sarapan kita sehari-hari ini termasuk dalam jenis apa.
Pengelompokkan daun teh bisa di dasarkan dari cara pengolahannya, daun teh ini setelah di petik umumnya segera layu dan mengalami oksidasi kalau tidak segera dikeringkan. Proses pengeringan
membuat daun mengalami pemecahan klorofil dan membuat daun menjadi berwarna gelap.
Proses selanjutnya berupa pemanasan basah dengan uap panas agar
kandungan air pada daun menguap dan proses oksidasi bisa dihentikan pada
tahap yang sudah ditentukan.
Pengolahan teh yang tidak benar bisa menyebabkan teh ditumbuhi jamur yang mengakibatkan terjadinya proses fermentasi dan tidak layak untuk di proses kembali.
Pengelompokan teh berdasarkan tingkat oksidasi:
- Teh Putih
- Teh yang dibuat dari pucuk daun
yang tidak mengalami proses oksidasi
dan sewaktu belum dipetik dilindungi dari sinar matahari untuk
menghalangi pembentukan klorofil. Teh putih diproduksi dalam jumlah
lebih sedikit dibandingkan teh jenis lain sehingga harga menjadi lebih
mahal. Teh putih kurang terkenal di luar Tiongkok, walaupun secara
perlahan-lahan teh putih dalam kemasan teh celup juga mulai populer.
-
- Teh Hijau
Daun teh yang dijadikan teh hijau biasanya langsung diproses setelah
dipetik. Setelah daun mengalami oksidasi dalam jumlah minimal, proses
oksidasi dihentikan dengan pemanasan (cara tradisional Jepang dengan
menggunakan uap atau cara tradisional Tiongkok dengan menggongseng di
atas wajan panas). Teh yang sudah dikeringkan bisa dijual dalam bentuk
lembaran daun teh atau digulung rapat berbentuk seperti bola-bola kecil
(teh yang disebut gun powder).
Oolong
Proses oksidasi dihentikan di tengah-tengah antara teh hijau dan teh hitam yang biasanya memakan waktu 2-3 hari.
Teh Hitam atau di sebut juga teh merah
Daun teh dibiarkan teroksidasi secara penuh sekitar 2 minggu hingga 1
bulan. Teh hitam merupakan jenis teh yang paling umum di Asia Selatan
(India, Sri Langka, Bangladesh) dan sebagian besar negara-negara di
Afrika seperti: Kenya, Burundi, Rwanda, Malawi dan Zimbabwe. Orang Barat menyebutnya sebagai "teh hitam" karena daun
teh berwarna hitam. Di Afrika Selatan, "teh merah" termasuk golongan teh herbal.
Pu-erh (dalam bahasa Kantonis Póu léi )
Teh pu-erh biasanya dijual dalam bentuk padat setelah dipres menjadi
seperti batu bata, piring kecil atau mangkuk. Teh pu-erh dipres agar
proses oksidasi tahap kedua bisa berjalan, karena teh pu-erh yang tidak
dipres tidak akan mengalami proses pematangan. Semakin lama disimpan,
aroma teh pu-erh menjadi semakin enak. Teh pu-erh yang masih "mentah"
kadang-kadang disimpan sampai 30 tahun bahkan 50 tahun supaya matang.
Penyimpanan selama 10 hingga 15 tahun
sering dianggap cukup, walaupun teh pu-erh bisa saja diminum setelah
disimpan kurang dari setahun. Minuman teh pu-erh dibuat dengan merebus
daun teh pu-erh di dalam air mendidih seringkali hingga lima menit.
Selain itu teh hijau
dan teh pu-erh sering digunakan untuk diet di bidang kesehatan. Orang juga sering
menghubung-hubungkan teh dengan keseimbangan yinyang. Teh hijau cenderung yin, teh hitam cenderung yang, sedangkan teh oolong dianggap seimbang. Teh pu-erh yang berwarna coklat dianggap mengandung energi yang dan sering dicampur bunga seruni yang memiliki energi yin agar seimbang.
baca juga :
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah membaca ulasan-ulasan menarik yang kami sajikan, tinggalkan juga jejak kehadiran kamu di kolom komentar ya gaez. Bila ada kritik dan saran, sampaikan pada kami melalui menu layanan Contact Me. Kebijakan blog ini, tidak mengizinkan meninggalkan link aktif, dan tidak memperkenankan penggunaan kata-kata yang mengandung sara.