Ada yang unik saat kunjungan pemerintahan Indonesia ke Nigeria beberapa waktu lalu. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dalam laporannya kepada Presiden mengenai kunjungan di Qatar dan Nigera di Istana Kepresidenan mengaku salah satunya adalah perihal mi instan produksi dalam negeri Indonesia yaitu Indomie.
"Ada Indomie di Nigeria, tapi kemasannya besar sekali. Tiga kalinya porsi kita," ujar Retno usai melapor ke Presiden Jokowi.
Dalam pantauannya Indomie untuk pasar Nigeria tersebut memang berbeda dari apa yang ada di Indonesia. Selain ukurannya nyaris tiga kali lipat Indomie di Indonesia, bungkusnya juga berbeda. Bungkus Indomie di Nigeria memasukkan maskot orang berkulit hitam.
Saking bedanya, Retno mengklaim Jokowi sampai kaget ketika Indomie itu ditunjukkan kepadanya. "Besar sekali ini," kata Retno menirukan kekagetan Presiden Jokowi saat ditunjukkan bungkus Indomie rasa ayam bawang itu.
Retno menjelaskan, produk itu ia laporkan karena merupakan salah satu produk Indonesia yang sangat diminati di Indonesia. Dan, tak lama lagi, produk yang dibuat di Nigeria itu akan menguasai pasar mi instan di sana.
"Pasar kita cukup besar di sana, prospeknya baik," ujarnya mengakhiri.
Baca Juga :
Kota Tanpa Matahari Di Papua
Cobalah Minum Kopi Sebelum Berolahraga
Di Zimbabwe Teriak Saat Melahirkan Di Denda
Bagi Penikmat Kopi Luwak, Selamat Anda Beruntung
Antara Teh Dan Kopi Mana Yang Lebih Di Anjurkan ?
Apa Iya Hidup Di Desa Lebih Sehat Daripada Di Kota ?
Baca Juga :
Kota Tanpa Matahari Di Papua
Cobalah Minum Kopi Sebelum Berolahraga
Di Zimbabwe Teriak Saat Melahirkan Di Denda
Bagi Penikmat Kopi Luwak, Selamat Anda Beruntung
Antara Teh Dan Kopi Mana Yang Lebih Di Anjurkan ?
Apa Iya Hidup Di Desa Lebih Sehat Daripada Di Kota ?
No comments:
Post a Comment
Terima kasih telah membaca ulasan-ulasan menarik yang kami sajikan, tinggalkan juga jejak kehadiran kamu di kolom komentar ya gaez. Bila ada kritik dan saran, sampaikan pada kami melalui menu layanan Contact Me. Kebijakan blog ini, tidak mengizinkan meninggalkan link aktif, dan tidak memperkenankan penggunaan kata-kata yang mengandung sara.